• Thursday, March 7, 2019

      Pengertian Test, Pengukuran, Evaluasi

      Tes, Pengukuran, dan Evaluasi merupakan tiga istilah yang berbeda namun saling berhubungan. Banyak orang tidak mengetahui secara jelas perbedaan dan hubungan di antara ketiganya, Agar jelas berikut ini akan diuraikan perbedaan dan hubungan antara tes, pengukuran, dan evaluasi. Tes adalah instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang individu atau objek. Sebagai alat pengumpul informasi atau data, tes harus dirancang secara khusus. Kekhususan tes terlihat dari bentuk soal tes yang digunakan, jenis pertanyaan, rumusan pertanyaan yang diberikan, dan pola jawabannya harus dirancang menurut kriteia yang telah ditetapkan. Demikian juga waktu yang disediakan untuk menjawab pertanyaan serta pengadministrasian tes juga dirancang secara khusus. Selain itu aspek yang diteskanpun terbatas. Biasanya meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Kekhususan-kekhususan tersebut berbeda antara satu tes dengan tes yang lain. Tes ini dapat berupa pertanyaan tertulis, wawancara, pengamatan tentang unjuk kerja fisik, checklist,danlain-lain tujuan dari tes juga merupakan sebuah instrument yang dipakai untuk memperoleh informasi tentang seseorang atau obyek (Lutan, 2000:21).
                 
           Menurut Cangelosi (1995: 21) pengukuran adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka katakan, dan menggunakan indera mereka seperti melihat, mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan.
      Pengukuran juga dapat diartikan sebuah proses pengumpulan data atau informasi yang dilakukan secara objektif. Melalui kegiatan pengukuran segala program yang menyangkut perkembangan dalam bidang apa saja dapat dikontrol dan dievaluasi. Hasil pengukuran berupa kuantifikasi dari jarak, waktu, jumlah, dan ukuran dsb. Hasil dari pengukuran dinyatakan dalam bentuk angka yang dapat diolah secara statistik. Evaluasi selalu dilaksanakan dengan merujuk kepada tujuan yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan. Evaluasi merupakan proses pemberian pertimbangan atau makna mengenai nilai dan arti dari sesuatu yang dipertimbangkan. Sesuatu yang dipertimbangkan tersebut dapat berupa orang, benda, kegiatan, keadaan, atau suatu kesatuan tertentu.
                   Setelah kita mengetahui perbedaan tentang tes, pengukuran, dan evaluasi kita dapat mengetahui hubungan di antara ketiganya. Dengan demikian tes dan pengukuran adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Tetapi tidak demikian halnya antara pengukuran dan evaluasi.. Pengukuran menyediakan sarana yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan, tes adalah alat atau instrunem yang digunakan untuk mengumpulkan informasi. Evaluasi adalah proses memberikan nilai atau harga dari data yang terkumpul. Melalui pengukuran data kuantitatif diproses dan dinilai hingga menjadi nilai yang bersifat kualitatif. Data yang terkumpul digunakan sebagai bahan informasi untuk mengambil keputusan (apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai?, apakah anak didik memperoleh kemajuan yang berarti? dsb).

                 Evaluasi harus merupakan kegiatan yang harus dilakukan terus menerus dari setiap program, karena tanpa evaluasi sulit untuk mengetahui jika, kapan, dimana, dan bagaimana perubahan-perubahan akan dibuat. Evaluasi tidak hanya terbatas dalam menggambarkan pengertian untuk menggambarkan status seseorang dibandingkan dengan anggota kelompok lainnya. Tetapi yang lebih penting, evaluasi dilaksanakan dalam rangka menggambarkan kemajuan yang dicapai oleh seseorang. Karena itu evaluasi harus dipahami sebagai bagian yang integral dari penyelenggaraan sebuah program, yang selalu berawal dari pemahaman terhadap siswa.Allen Philips (1979: 1-2) evaluation is a complex term that often is misused by both teachers and students. It involves making decicions or judgements about students based on the extent to which instructional objectives are achieved by them. (evaluasi adalah suatu istilah kompleks yang sering disalahgunakan oleh para guru dan para siswa. Evaluasi melibatkan pembuatan keputusan atau penghakiman tentang para siswa didasarkan pada tingkat sasaran hasil yang dicapai oleh mereka. Tujuan Pengukuran dan Evaluasi Pengukuran dan evaluasi dalam bidang pendidikan pada umumnya dan keolahragaan khususnya mempunyai peranan yang sangat penting. Pengukuran dan evaluasi tersebut bertujuan untuk: (1) pengelompokkan, (2) penilaian (3) motivasi (4) penelitian. Penentuan ini dapat digunakan untuk menentukan tingkat, membebaskan peserta dari suatu kesatuan pelajaran, menaikkan peserta dari suatu tingkat ke tingkat yang lebih tinggi, memberikan umpan balik untuk memperbaiki unjuk kerja, menempatkan individu-individu ke dalam kelompok-kelompok tertentu atau menentukan suatu bentuk latihan yang khusus. 





      Tuesday, March 5, 2019

      Makanan Pengganti Nasi Rendah Gula

              Makanan pokok adalah makanan yang menjadi gizi dasar. Makanan pokok biasanya tidak menyediakan keseluruhan nutrisi yang dibutuhkan tubuh, oleh karenanya biasanya makanan pokok dilengkapi dengan lauk pauk untuk mencukupkan kebutuhan nutrisi seseorang dan mencegah kekurangan gizi. Makanan pokok berbeda-beda sesuai dengan keadaan tempat dan budaya, tetapi biasanya berasal dari tanaman, baik dari serealia seperti beras, gandum, jagung, maupun umbi-umbian seperti kentang, ubi jalar, talas dan singkong. Roti, mi (atau pasta), nasi, bubur, dan sagu dibuat dari sumber-sumber tersebut. 

      Kami pemakan nasi bukan pemakan gandum dan produk olahannya, atau yang lainnya. Itu karena saya lahir dan dibesarkan di Pulau Dewi Sri di Indonesia. Jadi, makanan pokok kebanyakan orang di lingkungan kami adalah nasi dari beras yang diolah dari gabah yang dipanen dari tanaman padi. Di tempat berbeda bisa jadi makanan pokoknya berbeda pula. Di beberapa daerah kering di Jawa dan Nusa Tenggara, ada yang menjadikan jagung sebagai makanan pokok. Ada pula yang menjadikan olahan singkong sebagai makanan pokok. Di Indonesia Timur lainnya, ada pula yang makanan pokoknya papeda -semacam bubur- yang merupakan olahan tepung sagu. Ada pula yang makan ubi sebagai makanan pokoknya.
      Di belahan dunia yang lain, banyak yang menggunakan olahan gandum misalnya roti atau mie sebagai makanan pokok. Di beberapa wilayah di Afrika, makanan pokoknya adalah fufu dan akpu, yang merupakan olahan dari singkong. Ada pula yang memakan semovita dari tepung beras.
      Untuk lebih mengetahui tentang hasil petanian tanaman pangan berikut merupakan makanan pokok pengganti nasi, yaitu;

      1. JAGUNG


           Jagung (Zea mays), adalah jenis tanaman padi-padian yang berasal dari Amerika. Tanaman jagung sampai ke Indonesia dibawa oleh orang-orang Spanyol. Jagung dapat tumbuh di daerah tropis maupun daerah sub tropis. Jagung ditanam di ladang, tegalan dan sawah pada musim kemarau. Kadang-kadang jagung juga ditanam sebagai tanaman sela/tumpangsari di lahan perkebunan. Jagung tumbuh sangat baik di daerah berketinggian 0-1500 meter di atas permukaan air laut.
      Jagung merupakan bahan makanan pokok bagi sebahagian penduduk Nusa Tenggara Timur, Madura, dan Minahasa. Biji jagung yang sudah masak berwarna kuning atau ungu. Butir jagung dapat dibuat tepung atau pati jagung, yang disebut Maizena. Tongkolnya yang sangat muda dapat dimakan sebagai lalap, sayur, atau acar. 
          Tanaman jagung yang masih muda juga sangat baik untuk makanan ternak. Daun pelindung tongkol yang sudah kering (kelobot) dapat digunakan untuk penggulung rokok atau pembungkus dodol.

      2. KETELA POHON
        

          Ketela pohon (Manihot asculenta atau Manihot utilissima), disebut juga ubi kayu atau singkong. Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan. Ketela pohon banyak ditanam di lahan kering dengan jenis tanah yang gembur. Tanaman ini dapat hidup di daerah-daerah dengan musim kering yang lunak hingga sangat kering. Pada dataran rendah, ketela pohon banyak ditanam pada ketinggian 0-4500 meter di atas permukaan laut. Ketela pohon dimanfaatkan sebagai makanan pokok pengganti beras atau jagung, khususnya bagi penduduk di Kabupaten Gunung Kidul (Daerah Istimewa Yogyakarta).
          Umbinya dapat dibuat tepung tapioka atau gaplek yang sebagian besar di ekspor ke Jepang. Selain itu umbinya dapat dibuat tape melalui proses peragian, tape di Jawa Barat dikenal dengan nama peuyeum. Daunnya yang masih muda dapat dimakan sebagai lalap dengan direbus terlebih dahulu, atau dijadikan sayur. Daerah penghasil ketela pohon di Indonesia adalah Jawa Timur, Lampung, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Utara.

      3. UBI JALAR
        

           Ubi jalar (Ipomoea batatas L.), adalah jenis tanaman semak yang berasal dari Hindia Barat. Tanaman ini sampai ke Indonesia dibawa oleh orang-orang Spanyol. Ubi jalar cocok ditanam di daerah ketinggian 0-2000 meter di atas permukaan air laut. Ubi jalar disebut juga ketela rambat. Umbinya dapat dimakan dan merupakan makanan pokok penduduk Papua Bagian Tengah. Bagi penduduk daerah lain di Indonesia, ubi jalar merupakan tambahan. Daunnya juga dapat dimakan sebagai sayuran.
      Daerah utama penghasil ubi jalar di Indonesia adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan. 
          Ubi jalar merupakan komoditas penting di Papua karena merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk di pedalaman, terutama di daerah pegunungan, selain sebagai makanan babi. Di beberapa lokasi, peran ubi jalar sangat strategis, baik dari aspek ekologi maupun sosial ekonomi. Hal ini karena peluang untuk mendapatkan komoditas substitusi ubi jalar sebagai bahan pangan relatif kecil. Selain ubi jalar, secara ekologis sangat sedikit tanaman pangan yang mampu beradaptasi dan berproduksi dengan baik dengan teknologi sederhana pada ketinggian 1.650−2.700 m dpl., seperti di kawasan lembah Baliem, Kabupaten Jayawijaya. Ubi jalar dapat tumbuh pada dataran rendah maupun dataran tinggi. Namun, hasil ubi jalar di dataran rendah (< 500 m dpl.) lebih tinggi daripada di dataran tinggi (> 900 m dpl.). Suhu udara yang dingin di dataran tinggi menyebabkan pertumbuhan tanaman ubi jalar kurang optimal. 
          Produksi ubi jalar di Papua dari tahun ke tahun cenderung menurun. Penurunan tersebut antara lain disebabkan makin berkurangnya luas panen. Namun, produksi tersebut masih jauh di atas tingkat konsumsi. Pada tahun 2007, produksi ubi jalar di Papua mencapai 101.710 ton, sementara konsumsi total hanya 31.125 ton dan konsumsi per kapita 38,36 g/hari. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan ubi jalar masyarakat Papua tercukupi oleh produksi lokal, dan bahkan lebih. Kelebihan produksi tersebut menjadi suatu tantangan untuk memanfaatkan ubi jalar menjadi aneka produk olahan yang memiliki daya saing tinggi. Pengembangan ubi jalar khususnya di Kabupaten Jayawijaya dibedakan antara untuk bahan pangan manusia dan pakan babi. Varietas ubi jalar untuk bahan pangan dibudidayakan dengan cara khusus, serta memiliki kadar pati tinggi dan rasa manis. Varietas dengan rasa umbi kurang enak dan kandungan seratnya tinggi, serta umbi yang kecil atau rusak digunakan untuk pakan babi. Terdapat puluhan bahkan ratusan jenis ubi jalar yang sesuai untuk konsumsi manusia dan dibudidayakan berdasarkan kondisi agroekosistem setempat.

      4. TALAS



          Talas (Colocasia esculenta), Talas merupakan makanan pokok penting di daerah Ayamaru dan Biak Barat. Rochani (1996) melaporkan, 64% masyarakat Ayamaru mengonsumsi talas sebagai makanan pokok. Meskipun masyarakat di daerah lain di Papua juga mengonsumsi talas, sifatnya hanya sebagai pangan alternatif. Beberapa puluh tahun yang lalu tanaman ini dominan di daerah perbatasan Indonesia-Papua Nugini, namun kini kedudukan talas mulai tergeser oleh ubi jalar. Produksi talas di Papua menurun drastis dari 3.739 ton pada tahun 2003 menjadi 689 ton pada tahun 2005. Namun, data Badan Bimas dan Ketahanan Pangan Provinsi Papua menunjukkan, pada tahun 2007 produksi talas Provinsi Papua mancapai 7.014 ton dengan total konsumsi 5.022 ton. 
          Hal ini menunjukkan bahwa produksi talas mencukupi kebutuhan untuk konsumsi masyarakat. Tanaman talas tersebar pada berbagai agroekosistem, mulai dari dataran rendah sampai tinggi dan dari lahan basah sampai lahan kering. Berdasarkan kesesuaian agroekosistem, dijumpai beragam kultivar talas. Genotipe talas di Papua sangat beragam dalam sifat morfologi, umur, dan potensi hasil. Pada umumnya sifat-sifat liar talas masih jelas terlihat bila dibandingkan dengan jenis talas yang diusahakan di Jawa. Beberapa kultivar berdaya hasil tinggi tersebut merupakan suatu potensi untuk mendapatkan verietas yang berdaya hasil tinggi dan memenuhi preferensi konsumen. Pada setiap agroekosistem di Papua ditemukan beberapa jenis talas dengan Bentuk daun Segitiga. Posisi daun Tegak, ujung Tegak, ujung menghadap ke bawah, warna helai daun Hijau kekuningan. Hijau Warna persimpangan petiol hijau ungu kuning warna utama tulang daun hijau kuning putih, pola tulang daun bentuk Y. Lapisan lilin daun tinggi, warna pelepah daun ungu kuning kehijauan.

      5. SAGU
        

         Sagu (Metroxylon sp.), merupakan bahan pangan utama bagi masyarakat Papua yang tinggal di daerah pesisir. Daerah pesisir yang berair atau rawa merupakan tempat tumbuh berbagai jenis sagu. Pohon sagu di Papua tumbuh secara alami tanpa tindakan budi daya dari penduduk setempat. Di Papua ditemukan 20 jenis sagu dan dapat dibagi ke dalam empat kelompok genetik. Terlepas dari perbedaan jumlah aksesi sagu yang dilaporkan, di Papua ditemukan berbagai jenis sagu dengan potensi hasil yang berbeda-beda. Penyebaran pohon sagu terbesar di Papua, baik jenis maupun luasannya, terdapat di Sentani, Kabupaten Jayapura. Hutan sagu umumnya tumbuh secara alami. Namun sebagian petani mulai menyadari pentingnya pelestarian hutan sagu sehingga mereka mulai melakukan kegiatan budi daya. Areal sagu di Provinsi Papua termasuk Papua Barat yang telah dimanfaatkan baru sekitar 14.000 ha, atau 0,34% dari potensi yang ada.
      Dengan demikian, pemanfaatan sagu sebagai sumber pangan alternatif bagi penduduk maupun untuk kebutuhan industri sangat menjanjikan. Produksi sagu di Papua jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kebutuhan untuk konsumsi. Salah satu wilayah pusat pertumbuhan sagu alam di Papua terdapat di sekitar Danau Sentani Kabupaten Jayapura, dengan luas 4.000−5.000 ha. Pada wilayah ini ditemukan beberapa aksesi sagu yang memiliki produktivitas tinggi. Miyazaki (2004) melaporkan, beberapa aksesi sagu di Sentani menghasilkan pati cukup tinggi.
          Sagu dikonsumsi sebagai menu sehari-hari dalam bentuk papeda basah maupun papeda kering/bungkus. Papeda basah adalah gelatin sagu dan dikonsumsi dengan dicampur kuah ikan dan sayuran. Papeda kering/bungkus adalah gelatin sagu yang dibungkus dengan daun fotofe (nama lokal), yaitu sejenis pisang-pisangan. Pembuatan papeda kering/bungkus biasanya dilakukan apabila penduduk hendak bepergian seperti berburu, karena lebih tahan disimpan dibandingkan dengan papeda basah. Pemanfaatan pangan lokal Papua sebagai sumber pangan alternatif disajikan pada. Pembuatan gelatin sagu dilakukan dengan mencampur tepung sagu dengan air mendidih sambil diaduk. Perbandingan antara tepung sagu dan air mendidih adalah 1 : 2, yaitu 1 kg pati sagu ditambahkan dengan air mendidih 2 liter. Dalam skala industri rumah tangga, terutama di perkotaan, sagu diolah menjadi aneka kue kering.

      6 GEMBILI


       Gembili (Dioscorea sp.), berbagai jenis gembili ditemukan di kebun petani di Papua. Spesies yang paling banyak adalah D. alata dan D. esculenta. Gembili biasanya ditanam dalam jumlah terbatas, meskipun penduduk sangat menyukainya. Hal ini disebabkan ketersediaan bibit terbatas dan umur panennya agak lama, yaitu 7−9 bulan. Gembili dikonsumsi dalam bentuk gembili rebus atau bakar, meskipun dapat pula diolah menjadi berbagai kue atau kolak gembili. 
      (Gambar . Pertumbuhan gembili di Merauke, Papua.)

      Gembili belum dikembangkan sebagai industri rumah tangga, karena selain produksinya terbatas, pengetahuan petani dalam penganekaragaman produk gembili masih rendah. 
      Tanaman gembili tersebar di beberapa wilayah Papua, terutama di Merauke. Suku Kanum di Merauke sebagai salah satu sub suku Marind yang mendiami Taman Nasional Wasur mengonsumsi gembili secara turun-temurun sebagai makanan pokok. Namun saat musim paceklik atau belum memasuki masa panen gembili, penduduk melakukan kegiatan berburu dan sebagai pangan alternatifnya adalah sagu dan pisang. Sistem budi daya gembili sudah menyatu dengan kehidupan masyarakat suku Kanum karena mempunyai nilai budaya yang tinggi, yaitu sebagai mas kawin serta pelengkap pada upacara adat. Tanpa gembili, suku Kanum tidak dapat melaksanakan pernikahan. 
      Dengan demikian, budi daya gembili bagi suku Kanum merupakan suatu keharusan. Tingginya perhatian masyarakat suku Kanum terhadap gembili merupakan peluang sekaligus tantangan untuk mengembangkan gembili di masa mendatang. Masyarakat suku Kanum membudidayakan berbagai kultivar gembili, menamakan kultivar gembili berdasarkan karakter morfologi umbi. Sistem budi daya bergantung pada jenis gembili yang ditanam. Umumnya gembili dibudidayakan dengan menggunakan tajar dari bambu dengan tinggi 2,50−4 m. Untuk menjamin keberlanjutan konsumsi, gembili yang dipanen disimpan di suatu tempat dalam rumah kecil yang diberi nama keter meng. Rumah kecil tersebut terbuat dari bambu dan beratapkan kulit kayu bus (Melaleuca sp.) agar gembili terhindar dari sinar matahari langsung.

      7. JAWAWUT

        
          Jawawut (Setaria italica sp.) Jawawut merupakan sejenis tanaman serealia yang banyak dijumpai di Biak Numfor, dengan nama lokal pokem atau gandum Papua. Tanaman ini meliputi lima genera, yaitu Panicum, Setaria, Echinochloa, Pennisetum, dan Paspalum, semuanya termasuk dalam famili Paniceae. Jenis jawawut yang ditemukan di Papua termasuk spesies Setaria italica (pokem ekor macan) dan Pennicetum glaucum (pokem ekor kucing). 
      (Gambar. Pertumbuhan jawawut pada lahan kering di Biak Numfor, Papua.)

          Dari spesies tersebut ditemukan berbagai warna. Menurut masyarakat Biak Numfor dalam Rumbrawer (2003), ada lima jenis jawawut yang dijumpai di Biak Numfor, yaitu pokem vesyek (jawawut cokelat), pokem verik (jawawut merah), pokem vepyoper (jawawut putih), pokem vepaisem (jawawut hitam), dan pokem venanyar (jawawut kuning). 
      Bagi penduduk Biak Numfor, jawawut telah lama dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok dan komoditas adat. Rumbrawer (2003) menyatakan bahwa orang Numfor telah berabad-abad menggantungkan hidupnya pada budi daya jawawut sebagai pangan pokok selain umbi-umbian dan kacang hijau. Selanjutnya dinyatakan bahwa orang Numfor adalah penanam, penghasil, distributor, dan konsumen jawawut maupun kacang hijau sejak dahulu kala. Jawawut atau gandum Papua memiliki keunggulan dibandingkan dengan jenis gandum lainnya. Jawawut mengandung karbohidrat lebih tinggi, yakni 74,16% dibanding gandum (Triticum sp.) yaitu 69%). Ini menunjukkan bahwa jawawut berpotensi sebagai sumber pangan fungsional, terutama sebagai sumber energi. 
          Jawawut berpotensi untuk dikembangkan dalam rangka memperkuat ketahanan pangan sebagai sumber karbohidrat pengganti beras. Jawawut memiliki keunggulan dibandingkan dengan tanaman sumber karbohidrat lain, seperti dapat tumbuh pada hampir semua jenis tanah termasuk tanah kurang subur, tahan kekeringan, mudah dibudidayakan, umur panen pendek, dan kegunaannya beragam. Petani umumnya menanam jawawut dengan sistem tambur benih secara langsung setelah lahan dibakar. Simanjuntak dan Ondikleuw (2004) melaporkan, hasil jawawut dengan cara tanam tambur benih secara langsung tanpa pemupukan lebih rendah dibandingkan dengan cara tanam pindah atau tambur benih secara larikan.




      DAFTAR PUSTAKA
      Budi, I.M. 2003. Pemanfaatan gandum Papua (pokem) sebagai sumber pangan alternative untuk menunjang ketahanan pangan masyarakat Papua. Aviable at : http://andy.web.id/makanan-pokok.php. accessed Oktober 2009. 

      Rumawas, F. 2004. Ubi-ubian sebagai salah satu pangan spesifik lokal dan strategi pengembangannya di Provinsi Papua. . Aviable at : http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_full.php?id=382&fname=materi03.html accessed Oktober 2009.

      Limbongan, J., A. Hanafiah, dan M. Nggobe. 2005. Pengembangan Sagu Papua. Aviable at : http://www.pustaka-deptan.go.id/inovasi/kl08081.pdf. accessed Oktober 2009.

      Ondikleuw, M., M.S. Lestari, Sudarsono, dan A.W. Rauf. 2008. Karakterisasi, Identifikasi, dan konservasi gembili di Papua. 
      Aviable at : http://hersynanda.blog.uns.ac.id/2009/04/19/diversifikasi-makanan-pokok-beras-jagung . accessed Oktober 2009.


      Monday, March 4, 2019

      Contoh Surat Observasi dan Wawancara


      KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
                UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
      KAMPUS SUMEDANG
      Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Tlp. (0261) 201244 Sumedang 45322
                                                     
      Nomor             : 31/UN.40.31/PL/2014
      Lampiran         : -
      Hal                  : PermohonanObservasi dan Wawancara

      Kepada
      Yth. Kepala ............................................
      Di Tempat.
      Denganhormat,
      Sehubungan dengan adanya tugas mata kuliah Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dari Indra Safari, M.Pd makan dengan ini mahasiswa yang tercantum dibawah ini dari UPI Kampus Sumedang akan mengadakan observasi dan wawancara di Tempat Bapak/Ibu pimpin.
      Adapun mahasiswa tersebut adalah :
      No .
      Nama
      NIM
           1


           2


           3


      Pelaksanaan Observasi/Wawancara Pada:
      Hari/Tanggal : ..........................................
      Materi : Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
      Demikian surat pemberitahuan ini kami sampaikan, semoga bapak/ ibu dapat menerimanya atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
      Sumedang, 20 Mei 2014
                                          A.n.Direktur,
                                            Sekertaris,



       



      Sunday, March 3, 2019

      MASSAGE || Indikasi Dan Kontraindikasi



      INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI MASSAGE




      Massage atau Pemijatan

      Dalam Ilmu Fisioterapi Massage sering digunakan dalam menangani pasien dengan berbagai masalah.


      Pengertian Massage adalah Terapi manipulasi pd jaringan lunak tubuh untuk menormalkan jaringan tersebut.



        Indikasi Massage

                  Massage umumnya dianjurkan setelah bekerja berat karena samngat besar manfaatnya dalam membantu mengembalikan tubuh dalam keadaan pulih. Massage membantu menghilangkan kelelahan, biasanya dilakukan kepada seluruh tubuh dalam waktu yang cukup lama kira-kira 1 jam.
             Dalam dunia olahraga, massage telah menjadi sebagian upaya pemeliharaan kondisi para olahragawan pada masa latihan, sebelum pertandingan, masa pertandingan dan sesudah pertandingan.

      Indikasi 
              suatu keadaan atau kondisi tubuh dapat atau tepat diberikan, serta akan memberi pengaruh yang positif terhadap tubuh:


      1. kelelahan yang sangat
      2. Otot kaku, lengket, tebal, dan nyeri sendi
      3. Gangguan atau ketegangan syaraf, kelayuan atau kelemahan otot
      4. Mengurangi cairan Interstitel sendi
      5. Meningkatkan sirkulasi pd otot yg paralisis
      6. Memulihkan otot yg tegang
      7. Mobilisasi jaringan yg terjadi perlengketan
      8. Mengurangi Nyeri,Spasme Otot
      9. Melepaskan sekret(seperti pd obstruksi kronis pulmonal)
      10. Membuat Relaksasi
      11. Mengurangi Nyeri pd myofacial pain syndrome
      12. Tubuh sedang dalam keadaaan demam
      13. menderita penyakit menular (thypus, cacar, tuberculose paru-paru dan lain-lain)
      14. menderita pengapuran pembuluh darah arteri (arteriosclerosis)
      15. menderita penyakit kulit (eksema, luka-luka lama yang memborok dll)
      16. akibat benturan, perkosaan, kesleo, melakukan gerak tiba-tiba atau gerak yang berlebihan, baik luka-luka di luar (terbuka) maupun di dalam jaringan (tertutup)
      17. penderit tempat bekas luka, bekas cedera, sendi yang terkilir, patah tulang
      18. patah tulang atau frakktur sebagai akibat bnturan, perkosaan atau paksaan (trauma), terutama di tempat fraktur itu sendiri. 

       Indikasi Massage
      Kontraindikasi
          Beberapa kontraindikasi utama adalah Sebuah suhu tubuh abnormal jika klien menyajikan mengalami demam lebih dari derajat C pijat tidak boleh diberikan. Sebagian besar demam berarti tubuh seseorang sedang mencoba untuk mencari dan membuang organisme menyerang. Tubuh manusia akan mengaktifkan langkah-langkah defensif sehingga dapat mengisolasi dan mengambil dari penyakitnya. Pijat dapat menghentikan atau menghambat proses ini.
            Penyakit menular dan akut Klien yang terjangkit berbagai penyakit menular seperti tifus influenza atau jenis lainnya dingin yang parah tidak boleh diberikan pengobatan pijat. Seorang klien yang menerima pijat sementara mereka memiliki infeksi virus akut mungkin penyakit mereka semakin meningkat sementara ada juga risiko bahwa terapis dapat kontrak virus.
           Peradangan Jenis situasi sangat umum. Jika seseorang memiliki beberapa peradangan akut pijat hanya akan menambah iritasi dan selanjutnya penyebaran peradangan. Jika Anda telah menderita cedera dalam dua puluh empat jam terakhir seperti keseleo pergelangan kaki atau menyakiti sesuatu di belakang Anda maka Anda harus menyerahkan diri pada prinsip pertolongan pertama dari RICE Rest Ice Compression Elevation .
            Hal ini juga dianjurkan pada saat ini untuk membuat panggilan ke dokter. Menerima pijat ke area meradang hanya akan menyebabkan kerusakan lebih banyak.
      Nb Anda harus mendaftar es dalam lima belas menit interval-buatan sendiri paket es batu es dan handuk akan bekerja serta komersial. Anda tidak ingin menempatkan kompres es langsung ke kulit atau membiarkannya duduk di daerah untuk jangka panjang.Walaupun memijat langsung pada yang akan kontraindikasi mungkin sangat bermanfaat bagi seseorang untuk memijat bukan pada daerah tersebut namun sekitar daerah itu sehingga Anda dapat mengendurkan otot-otot dan mendorong tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri secara alami. Setelah seseorang telah mereda peradangan setelah – jam dipijat secara dramatis dapat membantu mobilitas seseorang sendi serta membantu mengurangi jaringan parut terbentuk.
          Varises Ketika katup pembuluh darah Anda memiliki istirahat turun itu adalah karena untuk mendukung tekanan menyebabkan pembuluh darah untuk tetap keluar dan tonjolan. Anda biasanya dapat melihat ini terjadi di kaki Anda karena gravitasi hal ini terjadi bila kaki atau menyeberang atau diletakkan dalam posisi duduk lain yang menghambat sirkulasi darah ke kaki Anda. Berdiri untuk waktu yang lama juga akan melakukan ini dan menambahnya. Wanita pada kehamilan dapat pengalaman ini dari tekanan pada vena daerah panggul dan dapat menyebabkan varises.
          Memijat kaki yang memiliki pembuluh darah besar varises yang menonjol memiliki risiko melepaskan gumpalan darah dalam sistem peredaran darah tubuh dan memijat daerah-daerah tersebut merupakan kontraindikasi.
            Osteoporosis Kondisi pada tahap kemudian dapat menyebabkan tulang menjadi sangat rapuh yang dengan mudah dapat rusak atau retak. Sebelum memulai memijat orang menderita dengan kondisi ini dianjurkan bahwa klien berbicara dengan dokter mereka mengenai hal ini untuk melihat apakah ini akan memperburuk kondisi mereka atau tidak.
      Tekanan Darah Tinggi Jika Anda kebetulan memiliki klien yang telah atau memiliki tekanan darah tinggi maka dokter orang itu harus dikonsultasikan sebelum menjalani terapi pijat. Terapi pijat benar-benar dapat membantu mengurangi beberapa hipertensi yang biasanya menyertai tekanan darah tinggi. Anda biasanya tidak perlu khawatir tentang memijat seseorang dengan tekanan darah rendah tetapi Anda akan ingin berhati-hati karena ini dapat menyebabkan beberapa klien merasa pusing setelah terapi karena penurunan tekanan darah mereka
          Kontraindikasi lain Ada kebanyakan kontraindikasi yang berbeda untuk mendapatkan pijat. Pedoman untuk hal ini adalah cukup sederhana-Anda tidak ingin terapis Anda mengelola pijat memburuk kondisi medis yang mungkin Anda miliki dan Anda tidak ingin memberikan apapun menular ke terapis pijat Anda. Silahkan konsultasikan dengan dokter sebelum menerima terapi pijat jika Anda sama sekali tidak yakin tentang masalah ini.
      Kondisi lain dapat termasuk
      . Patah tulang luka bakar atau perdarahan
      . Gumpalan darah
      . Dibuka luka atau lesi
      . Sistemik infeksi
      . Kanker
      Ada kasus dengan perempuan selama periode mereka yang telah menerima terapi pijat dalam beberapa hari pertama menstruasi mereka melihat aliran darah jauh lebih berat dari biasanya. Istilah kontraindikasi pijat berarti anda tidak dapat menerima pijat atau pijat dapat terbatas pada daerah tertentu dari tubuh Anda. Ketika Anda kontraindikasi untuk pijat untuk kesehatan dan keselamatan serta terapis pijat. Tidak semua kontraindikasi berarti bahwa Anda tidak akan pernah dapat memiliki pijat. Ada dua jenis kontraindikasi kontraindikasi lokal dan kontraindikasi absolut.
      Lokal Kontraindikasi
         Kontraindikasi lokal adalah kondisi yang melibatkan penyakit terkait patologi / penyakit atau cedera akut. Kondisi ini berarti hati-hati harus dilakukan dan pijat harus disesuaikan dengan kondisi. Hal ini untuk menjamin keamanan baik klien dan terapis. Untuk klien pijat harus disesuaikan untuk memastikan itu tidak akan menyebar kondisi atau lebih jauh melukai klien. Untuk terapis itu adalah untuk memastikan terapis tidak terjangkit penyakit ini.
           Pijat dapat disesuaikan untuk kontraindikasi lokal dalam beberapa cara. Hal ini dapat berarti suatu daerah yang harus dihindari seperti kaki yang lebih rendah antara pergelangan kaki baru-baru terkilir. Hal ini dapat mengharuskan tekanan disesuaikan selama pemijatan. Posisi di mana klien berbohong meja pijat disesuaikan seperti menggunakan sisi posisi berbaring untuk ibu hamil. Hal ini juga dapat berarti waktu yang diberikan untuk pijat disesuaikan.
           Beberapa kontraindikasi lokal lebih umum termasuk namun tidak terbatas pada benjolan abnormal Vulgaris Ance athletes foot lecet memar Carpal Tunnel Syndrome colitis penyakit Crohn Baker dan sebasea Cystitis ulkus dekubitus arthritis gout Graves Disease hernia Hyper dan Hipotiroidisme penyakit infeksi Irritable Bowel Syndrome peradangan lokal luka terbuka Flebitis poison ivy – ek – sumac Herpes zoster kelenjar getah bening bengkak bisul luka bakar tak tersembuhkan kulit terbakar jika tidak luas Varises Vena dan kutil.
         Kondisi berikut akan memerlukan izin dokter Acromegaly Aneurisma Aterosklerosis Burns Kanker kecelakaan serebrovaskular Penyakit Paru Obstruktif Kronik Gagal Jantung Kongestif Penyakit Arteri Koroner Hemophelia Penyakit Hodgkin Batu Ginjal Leukemia Miastenia Gravis nephrosis Peritonitis Penyakit Ginjal polikistik dan Uremia.
      Absolute Kontraindikasi
          Kontraindikasi absolut adalah kondisi di mana Anda tidak dapat menerima pijat. Memberikan pijatan pada seseorang yang memiliki kontraindikasi mutlak dapat mengakibatkan risiko kesehatan yang serius bagi klien dan / atau terapis. Beberapa kontraindikasi absolut bahkan dapat menyebabkan kematian kepada klien.
          Tidak semua kontraindikasi absolut bersifat permanen berarti Anda mungkin memiliki kondisi itu setelah membersihkan Anda dapat menerima pijat. Kondisi ini biasanya penyakit seperti infeksi virus. Beberapa kondisi yang permanen dan sayangnya jika Anda memilikinya Anda tidak akan dapat menerima pijat. Dalam kedua kasus selama kondisi ini dalam tahap akut Anda akan ditolak terapi pijat.
          Kondisi berikut adalah kondisi permanen yang akan menghalangi Anda menerima pijat. Ini adalah kondisi serius dan jika Anda menerima pijat dapat menyebabkan masalah kesehatan lebih lanjut terkait atau bahkan kematian. Terapis pijat Anda harus diberitahu tentang kondisi ini. Ini adalah salah satu alasan Anda diminta mengisi formulir riwayat kesehatan ketika Anda memasukkan pijat kantor terapis profesional. 
          Beberapa umum kontraindikasi mutlak permanen ini bukan daftar definitif Gumpalan Darah Sirosis hati Vein Trombosis dalam DVT Embolisme Hipertensi kecuali dikendalikan oleh obat diet atau olahraga obstruksi usus kegagalan ginjal limfangitis Miokarditis Pericarditis Pulmonary Embolism parah Sindrom Pernapasan Akut SARS Sinkop pingsan dan TBC.
           Sedangkan pijat memiliki banyak manfaat kondisi tertentu menjamin hati-hati. Jika Anda memiliki kondisi yang belum tercantum di sini atau Anda tidak jelas tentang apakah Anda dapat menerima pijat berbicara dengan terapis pijat Anda dan Anda dokter keluarga. Mereka keduanya akan bersedia membicarakan hal ini dengan Anda. Ingat jika Anda menolak untuk pijat karena kondisi Anda miliki itu karena terapis pijat memiliki kesehatan terbaik Anda dengan bunga.
      Kontra-indikasi
            KontraIndikasi Massages
      1.          Radang akut pd kulit,jaringan lunak/sendi yg disebabkan oleh bakteri seperti             Phlebitis
      2.          Luka yg Terbuka
      3.          Luka Bakar
      4.          Nerve entrapment seperti carpal tunnel syndrome, bursitis, reamatoid & gout,rematic fibrosis, panniculitis, arterioskelerosis, trobosis vena, emboli,
      5.         Varises vena yg kena
      6.          Fraktur
      7.          Keganasan
      Kontra Indikasi Massage
                  Dalam keadaan tertentu massage tidak boleh dilakukan, biasanya menyangkut :
      1.      Atas nasehat dokter
      2.      Dalam keadaan kena infeksi menular
      3.      Suhu tubuh meningkat tinggi karena infeksi
      4.      Dalam keadaan sakit berat
      5.      Menderita penyakit yang berkenaan denga pembuluh darah.
      6.      Mempunyai jenis penyakit syaraf
      7.      Menderita penyakit haemophilia
      8.      Menderita penyakit kulit yang dapat menyebabkan meluasnya infeksi kulit
      9.      Patah tulang yang baru sembuh
      1.  Menderita penyakit tumor atau kanker
      11.  Sedang datang bulan atau pada hamil muda
      12.  Peradangan usus buntu
      13.  Menderita tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan paru-paru.

      Subscribe To RSS

      Sign up to receive latest news